Analisis Novel Ronggeng Dukuh Paruk
BAB I. PENDAHULUAN Siapa yang tidak mengenal Ronggeng Dukuh Paruk? Sebuah novel bertema kebudayaan dan berlatar pedesaan yang digarap oleh Ahmad Tohari ini bahkan sudah pernah dilayar lebarkan sebanyak dua kali. Novel ini merupakan penyatuan tiga judul buku, Catatan Buat Emak, Lintang Kemukus Dini Hari dan Jantera Bianglala. Dalam buku ini Ahmad Tohari berhasil membawa pembaca masuk ke sebuah dunia dimana konflik sosial dan moralitas masih begitu kacau. Dimana dinamika kehidupan seorang ronggeng dan segala keprihatinan yang ada di Dukuh Paruk menjadi fokusnya dalam novel ini. Cerita dimulai ketika Dukuh Paruk dengan segala kecabulan dan keterbelakangannya sudah selama hampir belasan tahun kehilangan seorang ronggeng. Bagi pedukuhan ini ronggeng adalah perlambang. Tanpa seorang ronggeng pedukuh itu seperti kehilangan jati dirinya. Di Dukuh Paruk, perempuan yang meronggeng tidak akan dianggap sebagai perempuan jalang. Justru mereka akan sangat bangga apabila ada salah sa