KE MANA SAJA AKU?



Pram! Ah.
Jujur saja aku malu karena sebagai mahasiswa yang notabenenya berjurusan Sastra Indonesia aku baru membaca karya besar dari seorang Pramoedya Ananta Toer. Belum, belum semua karyanya tuntas aku baca. Sampai saat ini aku bahkan baru mampu menyelesaikan SATU dari tetralogi Pulau Buru yang terkenal kemana-mana. Kesadaran untuk membaca pun sebenarnya bukan datang dari pribadi, melainkan dari... teman bermulut jahat berhati baik yang bikin aku jatuh suka, eh!
Merasa tertampar menurutku tidak cukup untuk menggambarkan perasaanku ketika aku harus DISURUH dan DIDIKTE demi membaca karya belliau Pram, yah bukan hanya Pram saja tapi juga karya-karya penulis besar lainnya.
Sebenarnya tidak kurang yang memberi masukan padaku mengenai buku-buku mana saja yang harus ku baca, tapi sebagai seorang yang bebal dan super malas aku tidak pernah mengindahkan nasihat mereka. Justru dari seorang yang baru ku kenal ini aku mendapatkan ilham dan tersarakan betapa buta aku selama ini. faktor terbesar tentu karena malu, bagaimana mungkin seorang dengan latar belakang pendidikan yang bersebrangan denganku justru telas tuntas membaca puluhan buku serius (I mean sastra serius, bukan novel ringan sekali duduk ala-ala teenlit favoritku). Dan aku? Dengan gelar SS yang akan segera ku sandang, malah belum satupun membaca buku-buku tersebut. Katakanlah aku adalah manusia buta literasi dan jauh di bawah standar. Syukurnya namun juga sayangnya, aku baru menyadari itu sekarang.
Betapa malu ketika kita tidak nyambung berdiskusi ria, betapa malu ketida menjawab dengan geleng kepala, padalah semua pertanyaan-pertanyaan itu adalah segala sesuatu yang kita bidangi.

oke selesai berbicara malu, selanjutnya mari kita berbicara roman apik yang baru kelar ku baca.

Komentar

Postingan Populer