Berbicara dengan Mama



Kenapa ma? Kenapa selalu mengatakan itu? Apakah kau ingin memamerkan bahwa aku anak durhaka? Tidak usah ma. Aku tahu. Aku jahat. Selalu membentakmu. Selalu melawanmu. Selalu membuatmu menangis.

Kenapa ma? Kau ingin aku mengucap sayang padamu? Kau iri pada mereka ma? Tidak ma, aku tidak bisa. Kalau kau mempertanyakan perasaanku baiklah, ambilkan aku pisau. Jantungku berdetak. Kau lihatkan? Nah belah dadaku ma, ambil jantungku. Itu untukmu.
Mulutku terlalu kotor untuk mengatakan aku menyayangimu ma.

Ada apa ma? Kau menangis lagi? Karena apa ma? Oh, tentu saja karena aku. Kenapa selalu menangis karena ku ma? Untuk apa melahirkan aku? Aku tak sudi hidup di raga yang selalu menyakitimu. Kenapa melahirkan aku ma? Aku selalu menyakitimu.

Ada apa ma? Kenapa kau marah? Kau membentakku?  Ah tentu saja. Aku anak kurang ajar. Pantas saja di bentak. Jangan ajari aku berbicara kalau begitu ma. Kenapa mengajariku berbicara? Aku jijik dengan mulutku yang selalu melawanmu. Ajari aku bisu ma! Aku ingin bisu melawanmu.

Sudah ma.. sudah.. kau ingin aku juga mengecup keningmu? Tidak ma.. aku tidak bisa. Aku malu. Jangan meyindir ku. Aku jadi tambah merasa berdosa.

Sudah ma.. mereka menerima bunga dari putra-putra putri mereka? Kau mau ma? Ah aku malu ma.
Kau suka mana warna pelangi ma? Akan ku ambilkan. Tunggu di sini yah, aku akan terbang membawakan pelangi untukmu.

Ma! Apa yang  kau lakukan?! Jangan melarang aku melangkah! Astaga ma.. aku membentakmu lagi.. bunuh aku ma. Aku malu pada diriku.

Komentar

Postingan Populer