#4 Biarkan aku pergi sejenak
Rei, maafkan aku. Berdoalah aku
akan cepat kembali padamu. Aku akan menyelesaikan masalah ini segera. Aku berjanji.
Ini
yang aku takutkan Rei, air matamu pasti akan membanjir keluar seperti ini. Tapi
aku lebih takut lagi bila harus menceritakan semuanya kepadamu lalu kau terlihat tersenyum
penuh pengertian dan baik-baik saja, padahal pada kenyataannya kau menangis
dalam diam. Aku tak mau. Lebih baik
semua tersimpan rapi. Biar aku saja yag menyelesaikan. Lalu aku akan
menceritakan semuanya padamu setelah aku kembali bersamamu.
“Aku tak
ingin menjadi wanita egois, tapi aku benar-benar tak mau itu. Kenapa kita tidak
boleh bertemu? Baiklah jika pertemuan sebulan sekali ini terlalu sering
frekuensinya, aku mau saja mengulur pertemuan kita. Tapi jangan pergi tanpa alasan
seperti ini” Kau menggenggam lengan baju ku dan meremasnya. Ini adalah ciri-ciri
yang menandakan kau panik.
“Aku
butuh waktu Rei. Aku memiliki sesuatu yang harus ku selesaikan. Dan fikirku,
mungkin lebih baik kita tidak usah bertemu lebih dulu. Aku memang tak tahu
sampai kapan. Tapi.. tolonglah Rei, jangan menangis. Aku benci melihatmu
menangis” Aku segera menarikmu dalam pelukanku. Membiarkanmu tersedu hingga kau
mampu menguasai perasaanmu kembali.
“Bersabarlah untuk ini.. kumohon” Bisikku
disela-sela tangismu.
Aku
bisa saja menjatuhkan pilihanku langsung padamu, tapi tidak semudah itu. Aku
tak mau gegabah membuahkan efek kupu-kupu yang tidak baik bagi hubungan kita.
Biarkan aku berusaha dengan cara lain. Percayalah padaku.
Komentar